Senin, 20 April 2009
sebagai udang hias maupun konsumsi. Dalam pertumbuhannya lobster membutuhkan pakan
yang memadai dan dapat menunjang proses fisiologis pada tubuh udang. Sementara itu, pakan
merupakan biaya produksi yang cukup tinggi, yaitu mencapai 40 – 70 % dari total biaya
operasional produksi dan protein merupakan salah satu bagian yang dihitung dalam pakan.
Tepung ikan merupakan salah satu protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk udang karena
mengandung nilai protein yang tinggi, akan tetapi memiliki harga yang mahal, sehingga
diperlukan upaya pengembangan pakan berbahan baku sumber protein nabati yang mudah
diperoleh, harganya murah dan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai. Salah satu bahan baku
sumber protein yang dapat dijadikan alternatif dalam pembuatan pakan buatan adalah Lemna
minor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimasi pakan buatan berbasis Lemna minor
terhadap pertumbuhan dan kesintasan juvenil lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) serta
mengetahui potensi ekonomi dalam budidaya lobster. Pada penelitian ini dibuat 5 jenis perlakuan
pakan, yaitu (1) pakan 1, dengan formulasi 0% L.minor dan 100% tepung ikan; (2) pakan 2,
dengan formulasi 15% L.minor dan 85% tepung ikan; (3) pakan 3, dengan formulasi 30%
L.minor dan 70% tepung ikan; (4) pakan 4, dengan formulasi 45% L.minor dan 55% tepung
ikan; (5) pakan 5, dengan formulasi 60% L.minor dan 40% tepung ikan. Sebagai kontrol
digunakan pakan komersial. Pengujian dilakukan pada udang lobster dengan bobot rata-rata awal
0,346 ± 0,03 gram dan panjang tubuh rata – rata 1,8±0,08 cm. Parameter yang diukur meliputi
penambahan berat dan panjang tubuh, laju pertumbuhan, efisiensi pakan, kesintasan, dan kondisi
kualitas air (DO, pH, kadar amonium, kadar nitrit, kadar nitrat dan kepadatan mikroba). Dari
tahap penelitian awal diperoleh laju pertumbuhan tertinggi dijumpai pada kultur kontrol yang
diberi pakan komersial, yaitu 0,044±0,004 g/hari, diikuti dengan perlakuan pemberian pakan P5,
P4, P3, P2, dan P1, masing – masing sebesar 0,034±0,003 g/hari, 0,025±0,007 g/hari,
0,022±0,003 g/hari, 0,019±0,006 g/hari, dan 0,017±0,007 g/hari. Nilai rasio pakan terendah
adalah pada kultur yang diberi pakan komersial dengan perbandingan 2,34 : 1, namun hasil ini
tidak berbeda nyata dengan kelima kelompok perlakuan lainnya. Persentase kesintasan tertinggi
dicapai pada pemberian pakan komersial, yaitu sebesar 84±3,8 %, dilanjutkan dengan perlakuan
pemberian pakan P5, P3, P4, P1 dan P2 masing – masing sebesar 73±6,7 %, 58±3,8 %, 51±7,7
%, 44±7,7 % dan 42±3,8 %. Uji lanjutan dilakukan pada pakan terpilih, yaitu pakan 5 yang
disubstitusi dengan pakan komersil sebanyak 25% (PA) dan 50% (PB). Hasil uji menunjukkan
bahwa PA memiliki laju pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan PB, sebesar 0,008±0,00 g/hari,
dan biomassa (14,04±1,10) gram. Selama penelitian, parameter fisika dan kimia dalam semua
perlakuan masih berada dalam kisaran yang layak untuk pemeliharaan juvenil lobster air tawar.
Analisa secara ekonomi menunjukkan bahwa penggantian tepung ikan oleh Lemna minor
Selasa, 14 April 2009
pikiranku
Ikan mas dikenal dengan berbagai sebutan. Dalam nbahasa inggris ikan mas di sebut cammon carp. Di pulau jawa ,disebut sebagai ikan masmasan atau lauk mas. Sementara disumatera disebut ikan rayo atau ikan aneh.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan cirri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relative panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1. 5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
5) Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.
Morfologi ikan mas (Cyprinus carpio)
Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan ( pharyngeal teeth ) yang tesusun dari tiga baris. Gigi geraham secara umum, hamper seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, kecuali beberapa varietas yang memiliki beberapa sisik. Sisik ikan masn yang berukuran relative besar di golongkan kedalam sisik tife lingkaran (sikloid).
Sirip punggung (dorsal) memanjang dan bagian belakngnya berjari keras. Sementara itu, sirip ketiga dan keempatnya bergerigi. Letak sirip punggung, bersebrangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) mempunyai cirri seperti sirip punggung, yakni berjari keras dan bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea laterlaris) pada ikan mas tergolong lengkap, berada dipertengahan tubuh dengan posisi melentang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor
Kebiasaan hidup ikan mas di alam (Cyprinus carpio)
Ikan mas menyukai tempat hidup (Habitat) diperairan airtawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya dipinggiran sungai atau danau. Ikan ini dpat hidup baik diketinggian 150-600 m di atas permukaan laut (dpl) dan pada suhu 25-30O C. Meskipu tergolong ikan air tawa, ikan mas juga terkadang ditemukan di perairan payau atau dimuara sungai yang besalinitas ( kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivore, yakni yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan umumnya, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat didasar dan di tepi perairanih
Kebiasaan makan (Cyprinus carpio)
Biasanya, petani ikan lebi menyukai memberikan pakan tambahan terhadap ikan mas berupa dedak atau pellet. Padahal, ikan ini tergolong ikan pemakan segala (omnivore).
Hal ini bisa dibuktikan dengan pemberian pakan dari sisa-sisa dapur atau tanaman lain yang lunak. Biasanya, benih ikan mas hanya memakan Prozoa dan Crustacea. Benih yang berukuran 10 cm memakan jasad dasar seperti chironomidae, Olighocate, Epeminidae, Thricoptera, Tubificidae, Mulusca, dan lain sebagainya.jasad-jasad tersebut dimakan bersama-sama dengan tanaman air yang membusuk dan bahan organic lainnya.
Ikan mas dewasa dan induk sering merusak pematang kolam, terutama dasarnya. Ini karean kebiasaan makanikan mas yang sering mengaduk – aduk dasar kolam, terutama dasar pematang untuk mencari jasad – jasad organic. Kebiasaan mengaduk-aduk dasar kolam ini menjadikan nya mendapat julukan bottom fedder atau pemakan dasar.
Menurut beberapa pengamat , kebiasaan buruknya ikan mas ternyata menguntungkan pertumbuhan benih-benih yang lain masih lemah. Terutama benih yang dirawat atau dipelihara bersama-sama ikan dewasa.
Penyebabnya, dengan aktivitas ikan mas dewasa atau induk, jasad-jasad didasar kolam teraduk diatas. Dengan demikian , akan memudahkan benih-benih yang kecil untuk memakannya tanpa bersusah payah berenang kedalam kolam yang dalam.
Adapun keburukan lainya dari ikan mas, ikan ini bukan tergolong dari ikan yang suka merawat ank-anaknya. Jadi, ada kemungkinan anak-anaknya ikut terisap oleh ikan dewasa. Di alam danau atau sungai tempat hidupnya, ikan ini hidup menepi sambil mengincar pakan berupa binatang kecil yang hidup diatas lapisan limpur tepi danau atau sungai. Berdasarkan kebiasaan makan ini, tentunya akan lebih mudah mendalami kemauan sang ikan dan kemampuan pengusaha ikan dikolam pekarangan untuk dapat berproduksi semaksimal mungkin.
Perbedaan jantan dan betina ikan mas (Cyprinus carpio)
adapunciri indik yang membedakan antara jantan dan betina adalah :
Betina :
· Perut induk membesar sampai kearah anus dan perut tersa empuk bila diraba.
· Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
· Kulit bagian perut lembek dan tipis
Bila sekitar kloaka ditekan, akan keluar beberapa butr dan ukurannya bunar dan bensuknya sergam.
Jantan :
· Kulit perut lembek dan tipis.
· Bila di urut, akan keluar cairan sperma berwarna putih.
Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Bentuk Organ Tubuh Ikan
Kebiasaan makan dari jenis-jenis ikan dapat dilihat dari bentuk atau morfologi beberapa alat tubuh yang digunakan dalam proses pencernaan, seperti mulut, gigi, dan alat-alat pencernaan lainnya. Meenurut Mudjiman (1991) tulang tafis insang dapat dijadikan salah satu paraneter untuk mengetahui kebiasaan makan ikan, seperti
Tulang tapis insang pada ikan pemakan segala, ikan penggerogot, dan ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (Herbivora) pada umumnya tumbuh medium. Artinya tidak pendek dan juga tidak panjang, agak lentur, serta agak jarang.
Tulang tapis insang ikan pemakan daging dan ikan pemangsa mengalami modifikasi menjadi jarang-jarang, pendek, tajam, serta keras. Oleh karena itu, dinamakan gigi-gigi insang. Alat ini berguna untuk menahan mangsa yang sedang ditelan supaya tidak lolos sewaktu melewati kerongkongan.
Tulang tafis insang pada ikan pemakan plankton yang mengambil makanannya dengan cara menyaring, tulang tapis insangnya termodifikasi menjadi alat penyaring yang kedap lentur dan panjang-panjang. Pada waktu mulut dikatupkan, air keluar melalui celah insang yang telah berfungsi sebagai saringan.
Gambar 4 Bentuk insang ikan berdasarkan makanannya
Sementara menurut Affandi (2004) berdasarkan jenisnya terlihat perbedaan yang sangat mencolok antara ketiga jenis ikan yakni pada bagian tafis insang, rongga mulut, lambung dan usus seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 1 Sifat Ikan Berdasarkan Bentuk organ dalam
Organ / Segmen | Herbivora | Omnivora | Karnivora |
Tapis insang | Banyak panjang – panjang dan rapat | Sedang | Sedikit, pendek,dan kaku serta jarang. |
Rongga mulut | Sering tidak bergigi | Bergigi kecil | Umumnya bergigi kuat dan tajam |
Lambung | Berlambung palsu atau tidak berlambung | Berlambung dengan bentuk kantong | Berlamnung dengan beentuk tabung |
Usus | Sangat panjang beberapa kali panjang tubuh | Sedang 2 – 3 kali panjang tubuh | Pendek, kadang lebih pendek dari panjang tubuh |
Perbedaan struktur anatomis organ / segmen saluran pencernaan pada ketiga kategori ikan.